Twitter memang didesain berbeda dengan SMS, meski sebenarnya Twitter dirancang terinspirasi dari SMS. Format SMS terbatas hanya 160 karakter, termasuk spasi dan juga tanda baca. Pesan yang lebih panjang dari 160 karakter, biasanya terbagi menjadi dua pesan. Selain itu, jika mengirim sebuah pesan menggunakan pictograph atau emoji, maksimal karakter yang bisa digunakan hanya 70 karakter. Hal ini dikarenakan jumlah ruang yang digunakan oleh emoji, serta bagaimana kode tersebut dipakai dari awal.
Namun di awal pengembangan Twitter di 2006, Twitter sebenarnya ingin membuat sebuah pengiriman pesan berbasis SMS yang dapat dilihat oleh semua orang yang mengikuti kiriman si pengguna. Awalnya sistem Twitter yang mengirimkan Tweet melalui SMS, tidak memiliki batas karakter. Namun jika Tweet yang dikirim lebih dari 160 karakter, SMS akan terkirim 2 kali sehingga menghabiskan pulsa.
Oleh karena itu diputuskan oleh para pengembang yang di antaranya adalah Jack Dorsey dan Dom Sagolla, untuk menjadikannya 140 karakter saja, agar secara simpel tidak menghabiskan banyak karakter yang juga menghabiskan banyak pulsa.
Jack Dorsey pun melalui akun Twitternya, @jack, menjadikan 140 karakter sebagai ikon dari Twitter. Jack menyatakan bahwa "Seseorang dapat mengubah dunia melalui 140 karakter."
Meski kini sudah memasuki era smartphone, dan saat ini Twitter sudah berganti wajah untuk menyesuaikan perkembangan teknologi, jumlah karakter ini tetap dipertahankan. Meski kini kita dapat mengirim gambar, video, GIF, maupun tautan dari sebuah Tweet, jejaring sosial bergambar burung tersebut masih pada jati dirinya yang menggunakan 140 karakter.
Sempat menjadi wacana bahwa Twitter akan menjadikan karakter Tweet menjadi 1000, namun dikecam keras oleh para penggemarnya. Twitter tentu harus ingat bahwa perkataan Jack Dorsey, benar-benar terjadi. Banyak sekali aktivis, selebritis, bahkan politisi yang mengubah dunia lewat 140 karakter. >
Tidak ada komentar:
Posting Komentar